RIUH YANG BERISIK
Aku pernah menjadi seseorang yang begitu percaya pada harapan, bahkan ketika dunia tidak memberiku alasan untuk bertahan. Pernah menaruh seluruh harapan pada satu nama dan membiarkan namaku sendiri perlahan menghilang di dalamnya beserta diriku.
Aku pernah berfikir, jika aku cukup baik, cukup sabar, cukup tulus...maka semuanya akan berjalan sesuai doaku. TERNYATA TIDAK.
Ternyata mencintai sepenuh hati tak selalu cukup untuk dipilih, tak selalu cukup untuk diperjuangkan kembali.
Ada hari-hari dimana aku merasa jadi tempat yang hanya disinggahi saat hujan dan dilupakan ketika langit kembali terang. Aku duduk lama disana, dalam diam, menanti seseorang yang bahkan tak menoleh ke belakang. Lelah? Tentu! Tapi entah mengapa tetap bertahan dan enggan pergi menghilang.
Tapi ditengah luka yang panjang ini aku mulai sedikit mengerti "Tuhan selalu menyimpan rahasia di setiap rasa sedih setelah ini" Satu detik yang tidak pernah bisa kita duga, satu detik yang mungkin akan mengubah segalanya dan itu cukup membuatku untuk bertahan sampai saat ini.
Aku tidak tau apa yang akan terjadi esok. Mungkin masih akan ada tangis yang sama, atau mungkin untuk pertama kalinya aku akan bangun tanpa rasa sesak di dada. Yang kutau, aku sudah terlalu jauh untuk kembali dan terlalu kuat untuk menyerah begitu saja.
Mungkin hari ini aku masih belum bisa tersenyum tanpa berpura-pura, belum bisa berbicara tanpa suara gemetar. Tapi aku sedang belajar perlahan.
Belajar memeluk diriku sendiri tanpa syarat, belajar memahami bahwa tidak semua kehilangan adalah akhir dari segalanya.
Kadang, itu hanya awal dari versi diriku yang lebih utuh.
Aku tidak sedang mencari pelipur lara, tidak juga menunggu seseorang datang membawa kebahagiaan.
Aku hanya ingin berdamai dengan semuanya, dengan apa yang pernah aku beri yang pernah aku tangisi, yang pernah aku relakan, dan dengan siapapun yang pernah tinggal hanya untuk pergi.
Dan jika satu detik setelah ini benar-benar membawa keajaiban, aku akan menyambutnya. Tapi jika tidak pun, aku akan tetap berjalan dengan hati yang belum utuh, tapi cukup kuat untuk menapaki hari baru.
Karena ternyata, bertahan pun adalah bentuk keberanian. Dan aku, sejauh ini sudah melangkah terlalu berani untuk kembali menjadi seseorang yang sama seperti dulu.
Komentar
Posting Komentar