Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

NO MERCY

Aku selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu, menjadi orang yang bisa selalu sabar menghadapi sikapmu, meski terkadang aku juga suka mengeluh pada diriku sendiri karena kurang mampu mengontrol emosiku ketika aku merasa kamu mengabaikan segala yang kuusahakan untukmu. Aku sempat berfikir bahwa dibalik ketulusan yang kuberikan untukmu kemarin, itu sudah cukup untuk menjadi orang yang bisa kamu lihat sebagaimana aku melihatmu. Tapi ternyata itu semua belum cukup untuk bisa mendapatkan perlakuan yang sama darimu. Maaf jika kata-kataku kemarin menyakiti hatimu. Terkadang aku merasa seperti menjadi orang yang tidak pernah dimiliki olehmu di saat kita masih bersama. Aku menyediakan banyak ruang dan waktu untukmu, dengan harapan kamu percaya bahwa aku adalah orang yang bisa kamu andalkan dalam segala hal di kehidupanmu. Tapi ternyata aku masih harus terus berusaha mati-matian dulu untuk bisa diakui sebagai orang yang bisa kamu andalkan, baik saat senangnya kamu maupun disaat sedang hancurn...

TINGGAL

Ketika aku masih diberikan kesempatan untuk bersamamu dengan apa yang telah terjadi, kekecewaan yang kamu beri, penghianatan yang kamu lakukan, serta sakithati yang mendalam, Tapi cinta dan maafku selalu ada, bahkan aku masih akan menggenggammu saat kamu terpuruk, menemani setiap prosesmu tanpa terlintas sedikitpun untuk pergi. Aku masih mau berjuang sampai akhirnya aku harus menyerah nanti, karna pada saat aku berhenti, bukan karna sudah tidak mau bersama lagi, tapi aku tau bahwa kamu sudah tidak ingin bersamaku. supaya pada akhirnya aku tidak akan pernah menyesal bahwa aku sudah melakukan yang terbaik. Terlepas salahku yang melukaimu atau kamu yang melukaiku, aku akan selalu meminta Allah menjagamu, memudahkanmu dalam setiap langkah, sekalipun aku bersedih atas apa yang terjadi pada kita, selagi perasaan ini belum Allah ambil, aku akan selalu mencintaimu dan mendoakanmu.

USANG

"Ketika hati dan pikiran tidak sejalan, maka ikutilah apa kata hatimu. Karna hati selalu benar" Aku selalu mencari tenang dalam keramaian, entah kapan tenang itu hadir, seminggu? sebulan? setahun? Aku tidak tau. Dia selalu muncul dalam pikiran, membuat hati selalu gelisah tidak karuan, sedih, marah, pikiran berisik selalu timbul saat memikirkannya, semudah itukah kamu membuang seseorang? Banyak waktu yang terbuang hanya untuk berfikir tanpa ada hasilnya, membuat keputusan saja tidak bisa, terlalu banyak keraguan, apakah aku tidak sepantas itu untuk di perjuangkan? Kamu selalu kembali di waktu aku sudah mulai tenang, kamu kembali hanya untuk menggores luka basah yang perlahan mengering, kamu membuat luka itu semakin lama sembuh. Apa kamu peduli? Tidak. Kehidupanku sebelumnya abu-abu, sekarang? mulai menghitam, Aku tidak bisa melihat dalam gelap, sosok pemimpinku melepas tanganku perlahan, hingga akhirnya aku tersesat. Kamu selalu memilih kebahagian sesaat dengan mereka, diband...

DIAM

 Dari sekian banyak keluh kesah dia bertindak seolah aku tidak pernah mengerti keadaannya. Aku hanya tertegun untuk bertanya:     "Sayang, apa aku meninggalkanmu disaat terpuruk?"     "Sayang, apa aku pergi setelah mengetahui segala kekuranganmu?" Bahkan saat hal-hal kecil dan kebohonganmu yang menyakitkan, aku masih ada disampingmu. Lalu pendamping seperti apalagi yang kamu inginkan? Apa kamu peduli saat aku sendiri? Apa kamu peduli saat aku kesepian? Apa kamu peduli saat aku menangis? Apa kamu peduli saat aku membutuhkanmu? Sampai saat ini yang tidak kamu sadari adalah aku terus berlari ke arahmu, tapi kenyataannya kamu selalu menjauh. Kakiku lelah, badanku sakit, hatiku selalu berteriak memohon untuk kamu selalu dekat. Sepertinya kamu memang menungguku untuk pergi atas kemauanku sendiri, menungguku untuk mengucapkan kata perpisahan, menungguku untuk lelah sendirian, meungguku untuk akhirnya tidak menggangumu lagi. Maaf aku terlalu lama menahanmu. Mungkin bagi...

PULANG

Kita pernah berjalan berdampingan, Memungut serpihan harapan di jalanan yang retak, Berpegangan tangan dalam dinginnya hujan, Seolah Dunia hanya butuh kita untuk terus bertahan Tapi lambat laun, kita mulai saling melukai, tanpa sengaja, tanpa sadar, seperti rumah yang perlahan lapuk meski terus berdiri, namun tiangnya patah. Aku masih menoleh ke belakang, melihat tumpukan kata yang tidak sempat terucap, Janji-janji yang menggantung di langit-langit, dan dinding kenangan yang mulai rapuh. Kita terus mencoba memperbaiki, dengan benang yang sudah terlalu usang dengan jarum yang sudah kehilangan tajamnya, namun keretakan itu tidak lagi bisa disulam. Ada cinta, ya, masih sangat ada, bahkan penuh, tapi cinta pun bisa kelelahan ketika satu persatu makna hilang, dan kita tetap berpura-pura memahami Hari ini, aku tidak lagi menahanmu, tidak juga memintamu menetap sebab aku tau, Kita sudah terlalu berantakan untuk dirapikan kembali Maka, selamat berpisah, dengan segala kenangan yang tidak perlu ...