DIAM
Dari sekian banyak keluh kesah dia bertindak seolah aku tidak pernah mengerti keadaannya. Aku hanya tertegun untuk bertanya:
Bahkan saat hal-hal kecil dan kebohonganmu yang menyakitkan, aku masih ada disampingmu. Lalu pendamping seperti apalagi yang kamu inginkan?
Sampai saat ini yang tidak kamu sadari adalah aku terus berlari ke arahmu, tapi kenyataannya kamu selalu menjauh. Kakiku lelah, badanku sakit, hatiku selalu berteriak memohon untuk kamu selalu dekat.
Sepertinya kamu memang menungguku untuk pergi atas kemauanku sendiri, menungguku untuk mengucapkan kata perpisahan, menungguku untuk lelah sendirian, meungguku untuk akhirnya tidak menggangumu lagi. Maaf aku terlalu lama menahanmu.
Mungkin bagimu menghapus, menghilang, dan tidak memberi rasa peduli adalah bentuk mengusirku perlahan sekaligus membunuhku.
Maaf aku terlalu memaksa, aku terlalu jauh untuk kembali, aku terlalu takut untuk berhenti, karena untuk sampai di tempatku saat ini bukan perjalanan yang mudah.
Komentar
Posting Komentar